FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI
PENGERTIAN TENTANG SIKLUS
Siklus adalah suatu rangkaian yang berlangsung secara berurutan. Gizi dalam siklus / daur kehidupan mengulas segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah gizi sepanjang usia. Dimulai dari “wanita hamil” dan diakhiri dengan “lanjut usia”
Faktor Yang Berpengaruh Pada Gizi Dalam Daur Kehidupan
1. Usia
2. Keadaan fisiologis
3. Aktivitas
4. Lingkungan (sosek)
Fungsi Makanan
1. Berfungsi gastronomik
Makanan berfungsi untuk mengisi perut yang kosong (biasanya sesuai dengan kesukaan).
Misal : orang eropa menyukai makanan yang lunak, orang afrika menyukai makanan yang dikunyah dengan kuat seperti daging, dan orang asia menyukai rasa tertentu.
2. Makanan sebagai arti budaya/identitas budaya
Jenis makanan yang biasa dikonsumsi seseorang/komunitas tetapi dapat dijadikan indikator / identitas asal budaya mereka.
Misal : seseorang / komunitas yang menyukai rasa manis (suku jawa), seseorang/komunitas yang menyukai daging mentah (bangsa eskimo)
3. Makanan sebagai fungsi religi dan magisi
Berkaitan dengan upacara khusus seperti kambing untuk akikah/khitanan bagi pemeluk agama islam, roti dan anggur mempunyai makna khusus bagi pemeluk agama kristen.
Selamatan dengan menggunakan nasi kuning, tumpeng, bubur merah putih dan makanan upacara keagamaan di bali
4. Makanan sebagai fungsi komunikasi
Makanan tertentu sering diberi peranan sebagai saran komunikasi non verba.
Misal : pada hari raya idull fitri mengirim parcel/paket makanan minuman, acara saling suap antara pangantin laki-laki dan perempuan, hantaran untuk calon mertua, makanan khusus seperti tumpeng, makanan nadar.
5. Makanan sebagai pernyataan status ekonomi
Makanan bergengsi/ prestise (makanan yang dinilai berstatus sosial tinggi)
Roti tawar putih biasanya dikonsumsi oleh seseorang status ekonomi tinggi, roti tawar berwarna dikonsumsi oleh orang yang ekonomi rendah, orang kaya mengkonsumsi nasi yang pulen, semakin kaya konsumsi gula/makanan hewani semakin tinggi
6. Makanan sebagai simbol kekuasaan dan kekuatan
Dalam konteks keluarga makanan digunakan sebagai simbol kekuasaan dan kekuatan
Misal : perbedaan antara makanan pembantu dan majikannya, makanan harus diutamakan karena dia pencari nafkah jadi harus didahulukan
Faktor Yang Mempengaruhi :
1. Faktor ekonomi dan harga makanan yaitu untuk menunjukkan pretise dan status ekonomi
2. Faktor sosial budaya dan religi yaitu fungsi makanan dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungan agama, adat, kebiasaan dan penduduk masyarakat tersebut
TABU
Tabu adalah larangan atau pantangan mengkonsumsi makanan tertentu karena alasan agama, kepercayaan dan kebudayaan daerah setempat baik yang bersifat temporer atau permanen
a. Larangan permanen : muslim diharamkan makan daging babi, hindu dilarang makan daging sapi
b. Larangan sementara : bulan puasa muslim pada siang hari dilarang makan minum, kalangan masyarakat jawa saat tertentu mutih.
Kelompok masyarakat yang berpantangan dengan makanan (tabu) adalah anak kecil, ibu hamil, ibu menyusui dan anak gadis. Misalnya :
a. Tabu untuk anak gadis
Daerah parahiyangan : tabu makan ikan lele (menstruasi jadi kacau). Dilarang mengkonsumsi pisang ambon, pepaya, nanas (mengganggu kemesraan dalam pernikahannya kelak).
Jawa tengah : dilarang makan pepaya, pisan ambon, pisang mas, kecambah, sayap ayam (gagalnya perkawinan), brutu (pelupa)
b. Tabu bagi wanita hamil
Jawa barat : dilarang makan nanas (keguguran) dan salak (sulit melahirkan)
Jawa tengah : nanas, ikan basah, ikan wader, labu dan kapel (mempengaruhi bayi dan keguguran)
Jawa timur : dilarang makan nanas (keguguran), pisang dempet (lahir kembar), jantung pisang (kulit bayi menjadi hitam), buah pace (kulit bayi bercak-bercak)
Bali : dilarang makan nanas, mangga pakel (keguguran), daging kerbau (sulit melahirkan)
Sumatera selatan : nanas, sawo, kelapa muda, tape, makan asam, makanan mengandung cabai (menimbulkan sakit perut)
c. Tabu bagi ibu menyusui
Apa yang dimakan ibu akan mempengaruhi ASI. Pada umumnya tidak boleh mengkonsumsi makanan hewani.
Jawa barat : dilarang makan ikan (ASI jadi amis sehinggga bayi menolak ASI)
Lombok : nanas, pepaya (bayi menjadi mencret), daging, kelapa muda dan air kelapa (bayi dan ibu menjadi lemah)
Jawa tengah : tempe goreng dan kecap (bayi menjadi rabun), ikan basah (bayi penyakitan)
Jawa timur : ikan basah, daging dan telur goreeng (ASI anyir)
Bali : sayuran yan dimasak dengan santan (bayi mencret)
Sumatera selatan : makan pedas, nanas, terasi, udang, terong, sawo (bayi mencret) peda (bayi kudisan)
Siklus adalah suatu rangkaian yang berlangsung secara berurutan. Gizi dalam siklus / daur kehidupan mengulas segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah gizi sepanjang usia. Dimulai dari “wanita hamil” dan diakhiri dengan “lanjut usia”
Faktor Yang Berpengaruh Pada Gizi Dalam Daur Kehidupan
1. Usia
2. Keadaan fisiologis
3. Aktivitas
4. Lingkungan (sosek)
Tahap Tumbuh Kembang Dalam Daur Kehidupan
a. Janin
b. Bayi
c. Balita
d. Usia sekolah
e. Remaja
f. Dewasa (bumil, busui, tenaga kerja, vegetarian)
g. Manula
Siklus Hidup Reproduksi
Pendekatan siklus hidup dan permasalahannya. Permasalahan yang tidak ditangani dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selajutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup dikenal lima tahap yaitu:
1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan
Kebiasaan makan dalam kelompok memberikan dampak pada distribusi makanan antar anggota keluarga. Mutu dan jumlah bagian tiap anggota keluarga selalu didasarkan pada satu hubungan antar anggota bukan atas dasar pertimbangan gizi.
Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan
1. Faktor Ekstrinsik (berasal dari luar diri manusia)
a. Lingkungan alam
b. Lingkungan sosial
c. Lingkungan budaya dan agama
d. Lingkungan ekonomi
e. Perkembangan teknologi
Semuanya ini akan mempengaruhi ketersediaan bahan makanan
2. Faktor Intrinsik (berasal dari dalam diri manusia)
a. Asosiasi emosional
b. Keadaan jasmaniah dan kejiwaan yang sedang sakit
c. Penilaian yang lebih terhadap mutu makanan
d. Faktor perilaku
a. Janin
b. Bayi
c. Balita
d. Usia sekolah
e. Remaja
f. Dewasa (bumil, busui, tenaga kerja, vegetarian)
g. Manula
Siklus Hidup Reproduksi
Pendekatan siklus hidup dan permasalahannya. Permasalahan yang tidak ditangani dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selajutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup dikenal lima tahap yaitu:
1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan
Kebiasaan makan dalam kelompok memberikan dampak pada distribusi makanan antar anggota keluarga. Mutu dan jumlah bagian tiap anggota keluarga selalu didasarkan pada satu hubungan antar anggota bukan atas dasar pertimbangan gizi.
Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan
1. Faktor Ekstrinsik (berasal dari luar diri manusia)
a. Lingkungan alam
b. Lingkungan sosial
c. Lingkungan budaya dan agama
d. Lingkungan ekonomi
e. Perkembangan teknologi
Semuanya ini akan mempengaruhi ketersediaan bahan makanan
2. Faktor Intrinsik (berasal dari dalam diri manusia)
a. Asosiasi emosional
b. Keadaan jasmaniah dan kejiwaan yang sedang sakit
c. Penilaian yang lebih terhadap mutu makanan
d. Faktor perilaku
Fungsi Makanan
1. Berfungsi gastronomik
Makanan berfungsi untuk mengisi perut yang kosong (biasanya sesuai dengan kesukaan).
Misal : orang eropa menyukai makanan yang lunak, orang afrika menyukai makanan yang dikunyah dengan kuat seperti daging, dan orang asia menyukai rasa tertentu.
2. Makanan sebagai arti budaya/identitas budaya
Jenis makanan yang biasa dikonsumsi seseorang/komunitas tetapi dapat dijadikan indikator / identitas asal budaya mereka.
Misal : seseorang / komunitas yang menyukai rasa manis (suku jawa), seseorang/komunitas yang menyukai daging mentah (bangsa eskimo)
3. Makanan sebagai fungsi religi dan magisi
Berkaitan dengan upacara khusus seperti kambing untuk akikah/khitanan bagi pemeluk agama islam, roti dan anggur mempunyai makna khusus bagi pemeluk agama kristen.
Selamatan dengan menggunakan nasi kuning, tumpeng, bubur merah putih dan makanan upacara keagamaan di bali
4. Makanan sebagai fungsi komunikasi
Makanan tertentu sering diberi peranan sebagai saran komunikasi non verba.
Misal : pada hari raya idull fitri mengirim parcel/paket makanan minuman, acara saling suap antara pangantin laki-laki dan perempuan, hantaran untuk calon mertua, makanan khusus seperti tumpeng, makanan nadar.
5. Makanan sebagai pernyataan status ekonomi
Makanan bergengsi/ prestise (makanan yang dinilai berstatus sosial tinggi)
Roti tawar putih biasanya dikonsumsi oleh seseorang status ekonomi tinggi, roti tawar berwarna dikonsumsi oleh orang yang ekonomi rendah, orang kaya mengkonsumsi nasi yang pulen, semakin kaya konsumsi gula/makanan hewani semakin tinggi
6. Makanan sebagai simbol kekuasaan dan kekuatan
Dalam konteks keluarga makanan digunakan sebagai simbol kekuasaan dan kekuatan
Misal : perbedaan antara makanan pembantu dan majikannya, makanan harus diutamakan karena dia pencari nafkah jadi harus didahulukan
Faktor Yang Mempengaruhi :
1. Faktor ekonomi dan harga makanan yaitu untuk menunjukkan pretise dan status ekonomi
2. Faktor sosial budaya dan religi yaitu fungsi makanan dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungan agama, adat, kebiasaan dan penduduk masyarakat tersebut
TABU
Tabu adalah larangan atau pantangan mengkonsumsi makanan tertentu karena alasan agama, kepercayaan dan kebudayaan daerah setempat baik yang bersifat temporer atau permanen
a. Larangan permanen : muslim diharamkan makan daging babi, hindu dilarang makan daging sapi
b. Larangan sementara : bulan puasa muslim pada siang hari dilarang makan minum, kalangan masyarakat jawa saat tertentu mutih.
Kelompok masyarakat yang berpantangan dengan makanan (tabu) adalah anak kecil, ibu hamil, ibu menyusui dan anak gadis. Misalnya :
a. Tabu untuk anak gadis
Daerah parahiyangan : tabu makan ikan lele (menstruasi jadi kacau). Dilarang mengkonsumsi pisang ambon, pepaya, nanas (mengganggu kemesraan dalam pernikahannya kelak).
Jawa tengah : dilarang makan pepaya, pisan ambon, pisang mas, kecambah, sayap ayam (gagalnya perkawinan), brutu (pelupa)
b. Tabu bagi wanita hamil
Jawa barat : dilarang makan nanas (keguguran) dan salak (sulit melahirkan)
Jawa tengah : nanas, ikan basah, ikan wader, labu dan kapel (mempengaruhi bayi dan keguguran)
Jawa timur : dilarang makan nanas (keguguran), pisang dempet (lahir kembar), jantung pisang (kulit bayi menjadi hitam), buah pace (kulit bayi bercak-bercak)
Bali : dilarang makan nanas, mangga pakel (keguguran), daging kerbau (sulit melahirkan)
Sumatera selatan : nanas, sawo, kelapa muda, tape, makan asam, makanan mengandung cabai (menimbulkan sakit perut)
c. Tabu bagi ibu menyusui
Apa yang dimakan ibu akan mempengaruhi ASI. Pada umumnya tidak boleh mengkonsumsi makanan hewani.
Jawa barat : dilarang makan ikan (ASI jadi amis sehinggga bayi menolak ASI)
Lombok : nanas, pepaya (bayi menjadi mencret), daging, kelapa muda dan air kelapa (bayi dan ibu menjadi lemah)
Jawa tengah : tempe goreng dan kecap (bayi menjadi rabun), ikan basah (bayi penyakitan)
Jawa timur : ikan basah, daging dan telur goreeng (ASI anyir)
Bali : sayuran yan dimasak dengan santan (bayi mencret)
Sumatera selatan : makan pedas, nanas, terasi, udang, terong, sawo (bayi mencret) peda (bayi kudisan)
d. Tabu untuk anak kecil
Dilarang mengkonsumsi ikan : karena tabu dan takut cacingan (kremian)
Siklus Kehidupan Perempuan
1. Ibu hamil
a. 38-40 minggu
b. Perubahan fisik
c. Berat badan bertambah
d. Kebutuhan gizi meningkat
2. Ibu menyusui
a. Keuntungan menyusui.
b. Tambahan protein 20g/hari.
c. Efisiensi konversi protein makanan menjadi protein susu hanya 70%
d. Kebutuhan gizi meningkat (untuk transformasi menjadi protein susu dan sintesis hormon yang memproduksi (prolaktin) serta yang mengeluarkan ASI (oksitosin)
3. Bayi
a. Prenatal
b. Pascanatal
c. Berat lahir
d. ASI atau susu formula
e. Kebutuhan gizi bayi
4. Balita
a. Periode laten (rentan/resiko tinggg teerhadap kurang gizi)
b. Perang dimeja makan (anak susah makan)
c. Masalah gizi anak (karies, obesitas, pica, dll)
d. Pemantauan perrtumbuhan (KMS)
5. Remaja
a. Masalah gizi remaja
b. Hamil
c. Penampilan
d. Anemia
e. Junkfood
6. Lanjut usia
a. >65 tahun,>56 tahun (pensiun)
b. Mengalami kemunduran dalam berbagai aspek
c. High risk elderly (lansia resiko tinggi),(>80 tahun, sendirian, jatuh, depresi, dll)
Dilarang mengkonsumsi ikan : karena tabu dan takut cacingan (kremian)
Siklus Kehidupan Perempuan
1. Ibu hamil
a. 38-40 minggu
b. Perubahan fisik
c. Berat badan bertambah
d. Kebutuhan gizi meningkat
2. Ibu menyusui
a. Keuntungan menyusui.
b. Tambahan protein 20g/hari.
c. Efisiensi konversi protein makanan menjadi protein susu hanya 70%
d. Kebutuhan gizi meningkat (untuk transformasi menjadi protein susu dan sintesis hormon yang memproduksi (prolaktin) serta yang mengeluarkan ASI (oksitosin)
3. Bayi
a. Prenatal
b. Pascanatal
c. Berat lahir
d. ASI atau susu formula
e. Kebutuhan gizi bayi
4. Balita
a. Periode laten (rentan/resiko tinggg teerhadap kurang gizi)
b. Perang dimeja makan (anak susah makan)
c. Masalah gizi anak (karies, obesitas, pica, dll)
d. Pemantauan perrtumbuhan (KMS)
5. Remaja
a. Masalah gizi remaja
b. Hamil
c. Penampilan
d. Anemia
e. Junkfood
6. Lanjut usia
a. >65 tahun,>56 tahun (pensiun)
b. Mengalami kemunduran dalam berbagai aspek
c. High risk elderly (lansia resiko tinggi),(>80 tahun, sendirian, jatuh, depresi, dll)
Komentar
Posting Komentar