MP-ASI - PMBA DALAM KONDISI DARURAT

PENGERTIAN ?

MP-ASI adalah makana atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI

PRINSIP PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI 

1. Usia 6-8 bulan
a. Jenis makanan adalah menu 4 bintang

b. Teksturnya : semi cair (dihaluskan) secara bertahap kurangi campuran air sehingga menjadi semi padat

c. Frekuensinya : makanan utama 2-3 kali sehari, cemilan 1-2 kali sehari

d. Porsi setiap makan : dimulai dengan 2-3 sendok makan dan di tingkatkan bertahan sampai setengah mangkok kecil atau setara dengan 125ml.

e. ASI sesuka bayi


2. Usia 9-11 bulan
a. Jenis makanan : menu 4 bintang

b. Tekstur : makanan yang dicincang halus atau lunak (disaring kasar), ditingkatkan sampai semakin kasar hingga bisa digenggam

c. Frekuensi : makanan utama 3-4 kali sehari, cemilan 1-2 kali sehari

d. Porsi setiap makan : setengah mangkokk kecil atau setara dengan 125ml

e. ASI sesuka bayi


3. Usia 12-24 bulan
a. Jenis makanan ; makanan keluarga

b. Tekstur : padat

c. Frekuensi : makanan utama 3-4 kali sehari, cemilan 1-2 kali sehari

d. Porsi setiap makan : sepertiga sampai 1 mangkok kecil atau setara dengan 175-250ml

e. ASI sesuka bayi



SYARAT PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI
1. Tepat waktu

2. Cukup nutrisi dan energi

3. Higienis aman : cara penyimpanan, penyiapan dan pemberian

4. Tepat cara pemberian



PENGOLAHAN MAKANAN PENDAMPING ASI 


1. Pemberian makanan bayi untuk umur 6-9 bulan
a. Penyerapan vitamin A dan zat gizi lain pemberian ASI diteruskan

b. Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi, oleh karena itu bayi mulai diperkenalkkan dengan MP-ASI lumat 2 kali sehari

c. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber lemak yaitu santan atau minyak kelapa/margarin


2. Pemberian makanan bayi 9-12 bulan
a. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap

b. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang hijau dan buah

c. Bayi perlu diperkenalkan dengan beranekaragam bahan makanan. Campurlah kedalam makanan lembik berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti

3. Pemberian makanan anak umur 12-24 bulan
a. Pemberian ASI diteruskan

b. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan

c. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan misalnya nasi dapat diganti dengan tahu,tempe, kacang ijo, telur atau ikan


PMBA DALAM KONDISI DARURAT / BENCANA
Kegiatan gizi dalam penanggulangan bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak pra bencana dan pasca bencana


KEGIATAN PENANGGULANGAN GIZI PADA SITUASI BENCANA
1. Penghitungan kebutuhan ransum

2. Penyusunan menu 2.100 kkal, 50 gram protein dan 40 gram lemak

3. Penyyusun menu untuk kelompok rentan

4. Pendampingan penyelenggaraan makanan sejak dari persiapan sampai pendistribusian

5. Pengawasan logistik bantuan makanan termasuk bantuan susu formula bayi

6. Pelaksanaan surveilans gizi untuk memantau keadaan gizi pengungsi khususnya balita dan ibu hamil

7. Pelaksanaan tindak lanjut atau respon sesuai hasil surveilans gizi

8. Pelaksanaa konseling gizi khususnya konseling menyusui dan konseling MP-ASI

9. Suplementasi zat gizi mikro (kapsul vitamin A untuk balita dan tablet besi untuk ibu hamil)


PRINSIP PEMBERIAN PMBA PADA SITUASI BENCANA
1. Pemberian ASI pada bayi/baduta sangat penting tetapi diberikan pada situasi bencana

2. PMBA merupakan bagian dari penanganan gizi dalam situasi bencana

3. PMBA dalam situasi bencana harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu

4. Institusi penyelenggaraan PMBA adalah pemerintah daerah yang dibantu oleh dinas kesehatan setempat yang mempunyai tenaga terlatih penyelenggara PMBA dalam situasi bencana


PELAKSANAAN PMBA PADA SITUASI BENCANA
1. Penilaian cepat dilakukan untuk mendapatkan data tentang jumlah dan keadaan ibu menyusui, bayi dan anak termasuk bayi piatu. Penilaian cepat dilakukan pada tahap tanggap darurat awal fase pertama sebagai bagian dari menghitung kebutuhan gizi. Penilaian cepat dilakukan oleh petugas gizi yang terlibat dalam penanganan bencana. Penilaian cepat juga dilakukan dengan mencatat, mengolah dan melaporkan data tentang jumlah dan keadaan ibu menyusui, bayi dan aank termasuk bayi piatu

Instument penilaian cepat meliputi :

1. Profil penduduk terutama kelompok rentan dan anak yang kehilangan keluarga

2. Kebiasaan penduduk terkait PMBA termasuk pemberian ASU EKSKLUSIF dan MP-ASI serta bayi piatu

3. Keberadaan susu formula, botol dan dot

4. Data ASI Eksklusif dan MP-ASI sebelum bencana

5. Resiko keamanan pada ibu dan anak


DUKUNGAN UNTUK KEBERHASILAN PMBA
a. Penyediaan tenaga konselor menyusui dan MP-ASI di pengungsian

b. Tenaga kesehatan, relawan kesehatan dan lembaga swadaya masyarakat/non government organization (LZM/NGO) kesehatan memberikan perlindungan, promosi dan dukungan kepada ibu-ibu untuk keberhasilan menyusui termasuk relaktasi

c. Memberi konseling menyusui dan PMBA di pengungsian, rumah sakit lapangan dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang ada dilokasi bencana

d. Pembentukan pos pemeliharaan dan pemulihan gizi bayi dan baduta

e. Melakukan pedampingan kepada keluarga yang memiliki bayi atau anak yang menderita masalah gizi


KRITERIA BAYI 0-5 BULAN DAN BADUTA (6-23 BULAN) YANG DAPAT SUSU FORMULA
a. Bayi dan baduta yang benar-benar membutuhkan sesuai pertimbangan profesional tenaga kesehatan yang berkompeten (indikasi medis)

b. Bayi dan baduta yang sudah menggunakan susu formula sebelum situasi bencana

c. Bayi dan baduta yang terpisah dari ibunya (tidak ada donor ASI)

d. Bayi ddan baduta yang ibunya meninggal, ibu sakit keras, ibu sedang menjalani relaktasi, ibu menderita HIV+ dan memilih tidak menyusui bayinya serta ibu korban perkosaan yang tidak mau menyusui bayinya


CARA PENYIAPAN DAN PEMBERIAN SUSU FORMULA
1. Cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih dengan menggunakan sabun

2. Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, mencuci alat dengan menggunakan sabun

3. Gunakan selalu alat yang bersih membuat susu dan menyimpannya dengan benar

4. Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan menakar menggunakan botol susu)

5. Sediakan bahan bakar untuk memasak air dan gunakan air bersih, jika memungkinkan gunakan air minum dalam kemasan

6. Lakukan pendampingan untuk memberikan konseling menyusui


PENANGANAN GIZI BAYI 0-5 BULAN
1. Bayi tetap diberikan ASI

2. Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak bisa memberikan ASI, upayakan bayi mendapatkan bantuan ibu susu/donor

3. Bila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan


PERSYARATAN BAGI BAYI YANG MEMBUTUHKAN IBU SUSU/DONOR
a. Permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan

b. Identitas agama dan alamat pendonor ASI diketahui dengan jelas oleh keluarga bayi

c. Persetujuan pendonor setelah mengetahui identitas bayi yang diberi ASI

d. Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak mempunyai indikasi medis

e. ASI donor tidak diperjualbelikan


PENANGANAN GIZI ANAK USIA 6-23 BULANA
a. Baduta tetap diberi ASI

b. Pemberian MP-ASI yang difortifikasikan dengan zat gizi makro, pabrikan atau makanan lokal pada anak usia 6-23 bulan

c. Pemberiaan makanan olahan yang berasal dari bantuan ransum umum yang mempunyai nilai gizi tinggi

d. Pemberian kapsul vitamin A biru (100.000 IU) bagi yang berusia 6-11 bulan dan kapsul vitamin A merah (200.000 IU) bagi anak berusia 12-59 bulan. Bila bencana terjadi dalam waktu kurang dari 30 hari setelah pemberian kapsul vitamin A (februari dan agustus) maka balita tersebut tidak dianjurkan lagi mendapat kapsul vitamin A)

e. Dapur umum sebaiknya sebaiknya menyediakan makanan untuk anak usia 6-23 bulan

f. Air minum dalam kemasan diupayakan selalu tersedia ditempat pengungsian

g. Penyediaan tempat laktasi di pengungsian


PENGELOLAHAN BANTUAN SUSU FORMULA ATAU PENGGANTI AIR SUSU IBU (PASI)
1. Memberikan informasi kepada pendonor dan media masa bahwa bantuan berupa susu formula/PASI, botol dan dot pada korban bencana tidak diperlukan

2. Bantuan berupa susu formula atau PASI harus mendapatkan izin dari kepala dinas kesehatan setempat

3. Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula atau PASI harus diawasi secara ketat oleh petugas kesehatan, puskesmas dan dinas kesehatan setempat

4. Selalu perhatikan batas kadaluarsa kemasan susu formula untuk menghindari keracunan dan kontaminasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODE PENDOKUMENTASIAN SOAPIER

KONSEP KEBIDANAN KOMPLEMENTER

GIZI PADA IBU NIFAS